Sejarah yang
terbentang dari awal kehidupan manusia hingga akhir perjalanannya bukanlah
masa-masa singkat yang hanya menghimpun sedikit peristiwa-peristiwa.
Hakikatnya, ia adalah kurun waktu yang sangat panjang penuh dengan kejadian-kejadian
yang membentuk dan melukiskan kehidupan manusia itu sendiri. Mulai dari
perkembangan, persebaran, kebudayaan, peradaban dan segala bentuk
komponen-komponen penyusun sejarah kemanusiaan.
Begitu juga
bangsa arab dengan berbagai macam main ethnicnya. Waktu jangka panjang yang mereka
lewati mulai awal keberadaan hingga masa baru, keruntuhan era jahiliyah begitu
banyaknya menyimpan catatan-catatan penting sejarah yang sarat dokumentasi
historis bangsa arab sendiri.
Namun, kendati
demikian peristiwa-peristiwa yang bangsa arab alami selama itu – mulai dari
awal keberadaan hingga masa runtuhnya jahiliyah – tak banyak dikenal dan hanya
terkemas dalam bentuk sejarah turun temurun yang tak mudah ditelusuri. Tentunya
dengan pengecualian beberapa ayat suci al-Qur'an yang menggambarkan beberapa
potongan sejarah yang dialami sebagian bangsa Arab kuno seperti kaum 'Ad, Tsamud
dan sebagainya.
Fakta seperti
ini berlanjut dalam waktu yang sangat panjang
hingga pada akhirnya berubah total dan berputar haluan 180 derajat dimulai dari hari Senin 12 Rabi'ul Awal 53 tahun sebelum hijrah, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus hari runtuhnya era dan kebudayaan jahiliyah. Hari itu adalah pemisah antara dua kultur besar yang dimiliki bangsa arab sepanjang sejarah. Hari itu juga adalah gerbang bagi ketenaran bangsa arab dengan sejarahnya yang gemilang. Hari itu juga tak ubahnya adalah pagar pemisah antara dua sistem hidup dengan kadar kontras yang sangat tinggi hingga mencapai batas bertolak belakang.
hingga pada akhirnya berubah total dan berputar haluan 180 derajat dimulai dari hari Senin 12 Rabi'ul Awal 53 tahun sebelum hijrah, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus hari runtuhnya era dan kebudayaan jahiliyah. Hari itu adalah pemisah antara dua kultur besar yang dimiliki bangsa arab sepanjang sejarah. Hari itu juga adalah gerbang bagi ketenaran bangsa arab dengan sejarahnya yang gemilang. Hari itu juga tak ubahnya adalah pagar pemisah antara dua sistem hidup dengan kadar kontras yang sangat tinggi hingga mencapai batas bertolak belakang.
Siapa saja yang
menilik sejarah arab di masa jahiliyah akan mendapatkan pelbagai macam degradasi
di segala unsur yang menyusun kehidupan di kalangan mereka. Hukum rimba adalah
pedoman hidup utama yang sebenarnya hanya menjadi hidangan bagi kaum-kaum
berkasta tinggi. Memiliki keturunan berkelamin perempuan menjadi suatu cela
cukup besar yang demi menjaga kehormatan, mereka kadang terpaksa mengubur
hidup-hidup putri mereka. Khomr bagi mereka hampir mengganti kedudukan
air mineral yang menyehatkan. Judi hampir menyaingi posisi jual beli di
tengah-tengah masyarakat. Di bidang keyakinan, bangsa arab di masa jahiliyah
juga tak kalah bobroknya dibandingkan dengan bangsa Romawi atau Yunani. Upacara
penyembahan berhala-berhala tidak pernah sepi dari pengunjung.
Ketika kita mengalihkan
perhatian kita ke arah kondisi bangsa arab setelah tercapainya 'revolusi', maka
kita akan mendapatkan titik kontras yang sangat tinggi sebagaimana disebutkan
di atas. Dalam jangka waktu yang sangat singkat atau lebih khususnya 23 tahun (masa-masa
risalah Rasulullah SAW) Nabi Muhammad SAW berhasil mengadakan perombakan sistem
hidup bangsa arab dan bahkan sistem hidup manusia secara umum. 'Renofasi' ini
beliau terapkan di segala bidang, mulai dari keyakinan, keluarga, masyarakat,
pendidikan, sistem pemerintahan bahkan hubungan bilateral sekalipun. Semua bad
reality yang kita temukan di masa jahiliyah berubah total menjadi susunan
peraturan hidup yang rapi dan teratur. Tak ada lagi intimidasi keyakinan. Degradasi
moral yang sebelumnya menjadi nama sandang bangsa arab telah terhapuskan.
Sistem pemerintahan yang awalnya tak teratur kini tertata rapi. Semua itu bertumpu
pada sebuah pondasi utama, wahyu yang menuntun Rasulullah Saw sekaligus
sekalian alam menuju jalan kebenaran, Islam. Begitulah Rasulullah – selama masa
risalah beliau – mengimpletasikan firman Allah yang mengisyaratkan bahwa beliau
diutus sebagai rahmatan lil'alamin.
Begitu juga
dalam masalah kodifikasi sejarah bangsa arab. Kalau kita teliti, maka kita akan
berhadapan dengan sebuah kenyataan menakjubkan bahwa sejarah bangsa arab, baik
itu setelah masa risalah, ataupun juga sebelum masa risalah semuanya berawal
dari kodifikasi sejarah hidup Nabi Muhammad SAW yang sering kita kenal dengan
sebutan 'siroh'. Kemunculan berbagai macam bentuk penulisan dan penyusunan
sejarah bangsa arab diawali dari penulisan siroh ini. Maka, tidaklah salah
kalau misalnya kita mengatakan: "Tak akan ada penyusunan sejarah arab
kalau saja tak ada penyusunan siroh Nabi Muhammad SAW" karena kenyataannya
memang demikian.
Allahumma sholli
'ala sayyidina Muhammad...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar