Rabu, 29 Agustus 2012

Rekonstruksi Moral Anak Bangsa


PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa melayu yang hidup di daerah timur  secara global tak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa melayu lainnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia memiliki karakteristik tersendiri yang tak dimiliki oleh bangsa-bangsa melayu lainnya.
Salah satu ciri khas dan karakteristik tersebut adalah moral yang tinggi. Bangsa Indonesia mulai dari masa kerajaan (pasca kemerdekaan) sudah dikenal sebagai bangsa yang sangat menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat. Bangsa ini juga dikenal sebagai bangsa yang sangat menjaga moral dan akhlak.
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa keadaan demikian itu sudah bermula sebelum agama Islam – sebagai agama yang menjunjung tinggi akhlak dan moral – melebarkan sayapnya ke negeri Indonesia. Memang banyak teori mengenai waktu masuknya Islam ke nusantara. Namun semua teori tersebut tak dapat menyangkal bahwa karakteristik yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut memang benar-benar ada sebelum masuknya Islam ke tanah air.
Hal tersebut memang sangat patut untuk dijadikan kebanggaan tersendiri oleh bangsa Indonesia. Tapi
fakta mengungkap bahwa bangsa Indonesia kini tak lagi ‘berhak’ membanggakan diri dengan karakteristik yang sudah usang tersebut. Moral bangsa terutama genarasi penerus estafet pembangunan bangsa Indonesia sangat tak layak untuk dibanggakan.
Hal tersebut karena moral anak bangsa kini mengalami dekadensi yang sangat parah dan menakutkan. Hampir segala dimensi dan aspek moral anak bangsa mengalami kemunduran serius yang harus ditanggulangi secara cepat dan menemukan solusi kongkrit agar autoritarial bangsa ini tidak hilang terbawa zaman yang semakin hari semakin membawa efek negatif yang tak terkendalikan.
Lantas apakah moral anak bangsa kita telah terkontaminsi terlalu parah hingga tak mungkin lagi untuk diselamatkan? Apa yang harus kita lakukan demi fortifikasi moral bangsa Indonesia ini? Bagaimana cara merekonstruksi kembali kejayaan moral bangsa Indonesia?

POTRET BURAM MORAL ANAK BANGSA
Moral yang tinggi yang semenjak dulu dimiliki bangsa Indonesia adalah sesuatu yang benar-benar pernah dibanggakan oleh bangsa ini. Hal tersebut hampir menjadi slogan tersendiri yang tak bisa terlepas dari bangsa Indonesia. Tingginya level akhlak yang berlaku di dalam tubuh bangsa Indonesia seakan-akan adalah hal mendasar yang diketahui oleh bangsa-bangsa lain.
Hal tersebut juga bisa dijadikan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa muslim terbesar di dunia. Dengan nilai akhlak yang sangat tinggi bangsa Indonesia bisa mendeklarasikan bahwa mereka memang benar-benar mengimplementasikan tujuan pengutusan Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak yang baik sebagaimana tertuang dalam hadits nabi.
Tapi keadaan tersebut hanyalah sejarah yang bisa dibaca saja dan sulit dideteksi di dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri dewasa ini. Moral bangsa ini terutama moral anak bangsa mengalami kemunduran yang benar-benar memprihatinkan dan sama sekali tidak menggambarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa muslim perbesar di dunia. Hal tersebut bisa dilacak dari berbagai dimensi kehidupan anak bangsa Indonesia.
Akhir-akhir ini kriminalitas yang terjadi di masyarakat kita semakin marak. Salah satu bukti kuat yang mengamini fakta tersebut adalah berita-berita kriminal yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi negeri ini. Ada beberapa stasiun televisi nasional yang mengemas berita-berita kriminal khusus dalam satu program. Lebih jauh lagi, berita kriminal tersebut ditayangkan hampir setiap hari. Di samping itu, banyak acara berita yang sebenarnya bukan acara khusus kriminal namun berita yang disuguhkan adalah berita kriminal. Hal tersebut sangat cukup untuk dijadikan dasar bahwa dari segi kriminalitas bangsa Indonesia mengalami dekadensi hebat.
Pada tahun 2007 Komisi Nasional (KOMNAS) Perlindungan Anak melakukan survey terhadap 4500 remaja di 12 kota besar berkaitan dengan seksualitas. Hasil yang sangat mengerikan. 97% dari mereka mengaku pernah melihat film porno. 93,7% mengaku pernah ciuman, oral seks dan petting. Sedangkan mereka yang sudah tidk perawan atau sudah tidak perjaka lagi mencapai 62,7%. Angka yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh pemudi yang pernah melakukan aborsi, 21,2%.
Fakta-fakta demikian sebenarnya sangat cukup untuk membuktikan sejauh mana dekadensi dan kemunduran moral yang dialami oleh generasi Indonesia. Namun sulit sekali untuk kita mengelak bahwa di samping fakta-fakta tersebut banyak fakta-fakta lain yang patut untuk disayangkan dan diprihatinkan oleh figur-figur bangsa. Dekadensi yang dialami bangsa kita tak hanya terbatas pada sektor kriminalitas dan seksualitas, namun juga merambat ke berbagai aspek kehidupan bangsa.
Hal yang perlu kita perhatikan adalah bahwa generasi bangsa Indonesia benar-benar mengalami krisis moral multidimensi yang sangat serius.
ANALISA FAKTOR DEKADENSI MORAL ANAK BANGSA
Jika kita melihat kepada masa lalu ketika moral bangsa kita masih bisa diandalkan, kita bisa menganalisa bahwa semua itu karena faktor yang mengitari bangsa Indonesia sangat mendukung. Nilai-nilai agama yang masih sangat dijaga dan disakralkan, jauhnya bangsa Indonesia dari arus globalisasi, dan faktor-faktor lain sangat mendukung tingginya nilai moral bangsa kita.
Namun melihat berkembangnya pola pikir masyarakat kita dan berjalannya roda sejarah, kita dapat menganalisa beberapa faktor yang menjadi batu loncatan untuk dekadensi moral anak bangsa yang tengah kita hadapi.
Salah satu faktor kuat yang mendukung kemunduran moral generasi bangsa Indonesia adalah pudarnya implementasi nilai-nilai religius di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sangat berpengaruh bagi tingkah laku generasi bangsa kita karena ketika koridor-koridor agama mulai diabaikan, maka pergerakan misi penghancuran moral anak bangsa bisa dengan sangat mudah dilancarkan. Oleh karena itu, kurangnya penanaman nilai-nilai religius di tubuh bangsa Indonesia akhir-akhir ini bisa dikatakan sebagai faktor terkuat yang mendukung terjadinya dekadensi moral.
Faktor lain yang juga melapangkan jalan dekadensi moral anak bangsa adalah efek negatif yang dibawa oleh teknologi. Dipandang dari sisi positif, perkembangan teknologi yang dihadapi bangsa Indonesia membawa manfaat yang sangat besar. Tapi sisi negatif yang mau tidak mau juga harus dirasakan oleh bangsa ini, memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam kemerosotan akhlak yang dihadapi oleh anak bangsa.
Arus globalisasi yang telah menjamah bangsa Indonesia juga menjadi faktor serius. Percampuran kebudayaan yang sangat cepat dan pesat selain membawa hawa positif juga membawa efek negatif. Banyak sekali hal buruk yang menjangkit bangsa Indonesia sehingga nilai-nilai dan norma-norma masyarakat yang berlaku mulai menurun. Salah satu bentuk pengaruh arus globalisasi tersebut adalah menurunnya – atau bahkan hilangnya – rasa percaya diri pada generasi bangsa untuk membanggakan diri dan menerapkan dengan budaya sendiri yang jauh lebih sejalan dengan tuntutan agama dibandingkan dengan budaya-budaya lain seperti budaya barat dan lainnya.
Sejarah bangsa kita membuktikan bahwa juga ada pengaruh asing yang membuka jalan dan menambah lebar area dekadensi moral generasi kita. Bangsa kolonial selain menjajah fisik bangsa Indonesia juga memiliki pengaruh besar dalam melunturkan nilai-nilai moral yang sudah tertanam pada bangsa Indonesia. Banyak hal yang sebenarnya tidak kompetibel bagi bangsa Indonesia namun mereka paksa generasi kita untuk ‘mencerna’ segala sesuatu yang mereka inginkan.
Hal lain yang juga sangat berpengaruh dalam rumitnya dekadensi moral yang dihadapi generasi bangsa Indonesia adalah kurangnya pengawasan dari orang tua, figur-figur masyarakat, tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan. Sebenarnya kalau saja mereka melakukan proteksi terhadap generasi bangsa Indonesia, sangat sulit sekali terjadi kemerosotan akhlak seperti yang kita hadapi saat ini. Namun kurangnya fortifikasi yang mereka sumbangkan bagi anak bangsa mengakibatkan mudah dan mulusnya perkembangan dekadensi moral generasi bangsa Indonesia.
BERGANDENGAN TANGAN MEREKONSTRUKSI MORAL GENERASI BANGSA
Melihat komplitnya problematika yang tengah dihadapi bangsa Indonesia di bidang moral dan beragamnya faktor-faktor yang mendukung terjadinya dekadensi akhlak, sangat perlu sekali semua lapisan masyarakat dan semua strata sosial yang dimiliki oleh bangsa Indonesia melakukan proteksi besar-besaran dan fortifikasi serius terhadap moral anak bangsa.
Lapisan masyarakat yang paling pertama dituntut  untuk melakukan koreksi dan evaluasi terhadap moral adalah para pemuda, generasi bangsa Indonesia. Akan sangat sulit sekali jika misi proteksi moral bangsa hanya ditumpukan kepada figur-figur bangsa. Yang lebih diharapkan sebenarnya adalah para pemuda. Mereka sangat diharapkan untuk kembali menghidupkan citra Indonesia – lebih-lebih citra Islam – dalam implementasi moral yang mulai memudar. Kepercayaan diri terhadap budaya sendiri yang lebih kompetibel dengan sistem bangsa Indonesia harus kembali dihidupkan.
Figur-figur bangsa dan aparat pemerintahan juga tak kalah urgennya dalam rangka mengembalikan nilai moral anak bangsa. Generasi bangsa Indonesia tentunya sama dengan generasi bangsa lain yang juga memerlukan bimbingan dan arahan kontinyu. Tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan diharapkan bisa mencanangkan beberapa agenda seperti penyuluhan dan bimbingan terhadap generasi bangsa yang sudah terjangkit dekadensi moral. Mereka juga diharapkan bisa mengoptimalisasikan sarana dan prasarana yang ada dalam rangka proteksi generasi bangsa yang belum terkontaminasi oleh dekadensi moral.
Hal lain yang menjadi tuntutan bagi aparat pemerintahan dan figur bangsa adalah mengoptimalkan media-media massa yang berkembang di masyarakat Indonesia. Salah satu contoh kongkritnya adalah televisi. Tak dapat dipungkiri bahwa televisi memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah moral generasi bangsa Indonesia. Banyak kejadian kriminal yang bermotifkan tayangan televisi. Oleh karena itu instansi pemerintahan harus bisa dan berani menghandel stasiun-stasiun televisi di tanah air ini. Banyak media-media massa lainnya yang juga harus dioptimalisasikan seperti media internet, media cetak, radio dan semacamnya.
Orang tua sebagai orang yang berinteraksi langsung dengan generasi bangsa juga memiliki peran penting dan fital dalam rangka mencapai misi rekonstruksi moral generasi bangsa. Bimbingan dan pengawasan yang berkesinambungan sangat dituntut dan diharapkan agar moral anak bangsa benar-benar terproteksi secara menyeluruh.
Secara global, semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia harus segera bertindak dan bergerak melaksanakan misi mengembalikan nilai moral anak bangsa. Perjalanan zaman dan tantangan-tentangan yang semakin besar tak bisa dibiarkan menyebarkan efek-efek negatif ke dalam tubuh bangsa Indonesia. Jika semua lapisan dan strata sosial bangsa Indonesia sudah bergerak secara maksimal, maka akan terciptalah generasi bangsa Indonesia yang benar-benar bermoral.

1 komentar:

  1. Stainless Easy flux 125 amp welder
    Stainless Easy flux 125 amp welder nano titanium flat iron Stainless Easy flux pure titanium earrings 125 amp welder Stainless mens titanium wedding rings Easy oakley titanium sunglasses flux ffxiv titanium nugget 5x Stainless 4d stainless table. Our new Stainless Easy fuse is made in brass making.

    BalasHapus