Sabtu, 06 Juli 2013

HADHRAMAUT, JANTUNG TIMUR TENGAH



ISLAM DAN TIMUR TENGAH
“Carilah sesuatu di tempatnya”. Ungkapan itu sungguh sangat penting untuk diketahui oleh siapa saja yang ingin mengetahui sesuatu tentang apapun itu. Tak jarang orang mengeluarkan vonis dan ‘ultimatum’ terhadap sesuatu yang ia ketahui, padahal pengetahuannya mengenai hal itu tak layak dijadikan motif untuk argumen, apalagi vonis.
Apalagi ketika kita berbicara masalah Islam, sangat tak pantas apabila kita semerta-merta mengatakan “Islam mengatakan A, Islam mengatakan B, Islam mengatakan C, …” tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dikatakan oleh Islam karena Islam adalah agama yang jelas dan semua hal ada aturannya.
Oleh karena itu merupakan hal yang penting dan vital
dalam memahami Islam untuk selalu merujuk kepada sumber-sumber terpercaya dan diakui eksistensinya lintas sejarah agar pemahaman kita terhadap ajaran Islam – baik berhubungan dengan iman, hukum ataupun akhlaq – memiliki dasar yang bisa dipertaggungjawabkan di hadapan Allah dan juga di hadapan manusia.
Timur tengah. Dua kata yang dijadikan kata rangkaian ini sangat terkenal dan bisa dikatakan paling identik dengan Islam. Meskipun tak semua orang yang berada di timur tengah beragama Islam dan tak semua hal yang ada di sana islami, tapi kesan Islam di timur tengah sangat kental dan hal itu tentunya berdasarkan atas beberapa alasan yang logis.
Alasan yang pertama karena Islam diturunkan disana dan peninggalan-peninggalan Islam masa penurunan wahyu masih banyak yang tersisa dan terjaga hingga detik ini. Di samping itu, timur tengah juga memiliki banyak sekali tokoh-tokoh agama kaliber internasional yang tak perlu kita sebutkan nama mereka satu persatu. Dan inilah alasan kedua mengapa timur tengah sangat identik dengan Islam. Di timur tengah juga terdapat banyak dan bahkan dapat dikatakan sumber dari kebanyakan kelompok-kelompok dan sekte-sekte yang ada di bawah naungan Islam. Alasan lain yang membuat timur tengah identik dan  kental dengan Islam adalah banyaknya sekolah tradisional yang dalam sejarah dikenal sebagai mercusuar penyebaran Islam di seluruh dunia seperti Al-Azhar di Mesir, Zaitunah di Tunisia, Tarim dan Zabid di Yaman, dan banyak sekali mercusuar-mercusuar dakwah Islam lainnya.
Dari alasan-alasan itulah muncul keyakinan dalam masyarakat – khususnya Indonesia – bahwa pelajar agama yang pernah belajar di timur tengah memiliki nilai plus dibandingkan dengan pelajar yang belajar di negeri lain termasuk negeri Indonesia. Kayakinan dan asumsi semacam itu adalah hal yang wajar karena timur tengah memang pusat dan sumber agama Islam, disana juga terdapat tokoh-tokoh Islam internasional dan merupakan hal yang normal ketika masyarakat beranggapan demikian.
HADHRAMAUT, JANTUNG TIMUR TENGAH
Hadhramaut adalah nama dari sebuah provinsi di Yaman bagian selatan dan merupakan provinsi tua yang usianya lebih tua daripada Islam. Hadhramaut juga memiliki banyak kota historis yang dari sejak dulu sudah dikenal sebagai kota ilmu seperti kota Tarim dan Seyun. Selain itu provinsi ini juga sangat terkenal lantaran banyaknya dai-dai yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Tanzania, Kenya dan banyak negara-negara lain hingga jutaan manusia berhasil memeluk agama Islam dengan perantara orang-orang dari Hadhramaut.
Ratusan orang Indonesia belajar agama di Hadhramaut dan ribuan putera bangsa belajar di Yaman secara umum. Hal tersebut sangatlah logis karena Hadhramaut memang merupakan negeri ilmu seperti telah disebutkan oleh Rasulullah SAW lebih dari empat belas abad yang lalu, “Iman adalah Yaman, hikmah adalah Yaman, fiqih adalah Yaman”. Dari sejak dulu hingga sekarang, di Hadhramaut masih dilaksanakan dan terus berjalan majelis-majelis keilmuan di mesjid-mesjid, zawiyah-zawiyah, mi’lamah-mi’lamah dan aktivitas keilmuan lainnya di Hadhramaut masih sangat aktif.
Ilmu yang dikaji di Hadhramaut juga tidak hanya fiqih yang identik membahas hukum dzahir dan tidak meraba sisi bathin, namun juga diketatkan pengajaran ilmu tasawwuf yang secara spesifik lebih menekankan kepada sisi dalam manusia (hati). Hal inilah yang membuat ilmu di Hadhramaut tak hanya tertulis di kitab-kitab dan buku-buku, namun ilmu di Hadhramaut lebih banyak terlihat dalam tingkah laku dan kehidupan masyarakatnya.
Dengan kata lain, aspek akhlaq yang mana Rasulullah diutus untuk menyempurnakannya, juga sangat dijaga dan terus diajarkan melalui kitab-kitab klasik dan yang paling penting adalah melalui implementasi isi dari kitab-kitab akhlaq (suluk) ke dalam kehidupan kongkrit sehingga terkadang banyak sekali akhlaq mulia yang dapat disaksikan melalui gerakan dan tingkah laku ulama-ulama Hadhramaut namun sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa kata-kata.
Tasawwuf yang sangat diperhatikan di Hadhramaut sangatlah patut untuk disebarkan ke seluruh dunia – tanpa kita melihat kepada perbedaan mengenai tasawwuf – karena pengaruh tasawwuf Hadhramaut yang pada dasarnya merupakan implementasi dari prinsip ‘ihsan’ (salah satu rukun agama Islam) sudah terbukti berhasil merangkul banyak bangsa masuk ke dalam agama Islam secara damai tanpa pertumpahan darah, termasuk bangsa Indonesia, Malaysia, Afrika secara umum dan bangsa-bangsa lain yang berhasil memeluk agama Islam dengan perantara juru-juru dakwah dari ulama tasawwuf Hadhramaut. Hal itu dikarenakan esensi tasawwuf yang syarat cinta dan damai tanpa mengabaikan prinsip-prinsip agama Islam sendiri.
Dari sinilah metode dakwah islami yang sesuai dan kompatibel dengan berbagai macam adat istiadat bangsa-bangsa di seluruh dunia dapat dipelajari dalam rangka penyebaran agama dan ajaran-ajaran Islam sebagaimana telah diamanatkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini juga tak kalah pentingnya karena tak jarang dan tak sedikit orang yang bertujuan dakwah Islam, namun karena metode dan caranya dalam menyebarkan dakwah Islam tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dan dituntun oleh Rasulullah seperti prinsip rahmah (kasih sayang), maka kadang metode yang salah tersebut justru mencoreng wajah dakwah Islam dan bahkan mencoreng Islam secara umum. Maka dari itu, metode dakwah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dan berdasarkan atas asas rahmah bisa dipelajari dengan benar-benar di Hadhramaut karena seperti ilmu, dakwah di Hadhramaut tak hanya sekedar teori, namun juga aplikasi kongkrit.
Di samping itu ilmu agama yang diajarkan dari sejak dulu hingga sekarang di Hadhramaut terbilang kompleks. Mulai dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an, hadits nabawi, tauhid, fiqh, falaq dan beberapa cabang ilmu agama lainnya. Dengan pondasi ilmu tasawwuf, ilmu agama di negeri Hadhramaut bukanlah ilmu kering dan kasar, tapi adalah ilmu yang jernih dan menyejukkan sebagaimana telah kita bahas diatas.
Guru dan pengajar ilmu agama di Hadhramaut secara global juga memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh semua pengajar di tempat-tempat lain. Hal tersebut karena pengajar ilmu agama yang ada di Hadhramaut memang benar-benar mumpuni di bidang keagamaan, serta ilmu agama yang mereka dalami dan mereka kuasai tak hanya berupa teori namun juga diterjemahkan ke dalam bahasa kehidupan nyata sehari-hari sehingga ilmu di Hadhramaut adalah apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dibaca, bahkan lebih dari itu ilmu di Hadhramaut adalah apa yang ada di sekitar kita.
Satu kelebihan ilmu agama di Hadhramaut yang bernilai sangat tinggi adalah sanad. Dimana ilmu-ilmu agama di Hadhramaut ini memiliki silsilah yang jelas dan terpercaya sampai sumber ilmu agama, yaitu Rasulullah SAW baik sanad yang diwarisi dan didapatkan secara turun-temurun oleh keturunan Rasulullah maupun sanad yang diturunkan dari Rasulullah kepada sahabat kemudian tabi’in dan dilanjutkan kepada ulama-ulama terpercaya di setiap generasi berikutnya.
Sanad yang hingga saat ini masih sangat diperhatikan dalam menuntut ilmu di Hadhramaut memiliki peranan yang begitu penting dalam pendidikan agama seseorang karena ilmu agama yang disertai dengan sanad memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada orang tersebut bahwa ajaran dan pemahaman yang ia dapatkan mengenai agama Islam tidak keluar dari sembarang pemikiran, tidak ‘melenceng’ dan berdasarkan atas dasar yang kuat karena sumber ilmu dan pemahaman yang ia dapatkan berasal dari Rasulullah SAW.
Hal inilah yang membuat kita yakin bahwa pemahaman agama yang kita dapatkan dari Hadhramaut dengan berdasarkan sanad yang benar adalah pemahaman yang berdasarkan dari sumber terpercaya dan dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah, ulama dan seluruh manusia.
Dari dimensi lain, Hadhramaut memiliki banyak ‘menara-menara’ keshalehan. Dalam arti lain, sepanjang sejarah Islam di Hadhramaut, negeri ini telah melahirkan ribuan wali dan orang sholeh sehingga kota Tarim, salah satu kota paling terkenal di Hadhramaut dijuluki dengan nama ‘Kota Seribu Wali’. Barangkali orang yang belum pernah mengetahui secara langsung keadaan Hadhramaut akan sedikit risih apabila mendengarkan bahwa ribuan wali dan orang sholeh yang dihasilkan Hadhramaut. Tapi kerisihan itu akan hilang hingga ke akar-akarnya jika orang tersebut membaca sejarah dan melihat kehidupan di Hadhramaut.
Hadhramaut – khususnya Tarim – didominasi oleh habaib/asyrof/sadah (keturunan-keturunan Rasulullah SAW) yang notebenenya memiliki posisi sebagai pewaris Rasulullah. Habaib itulah yang seringkali menjadi lentera-lentera bagi masyarakat setempat bahkan masyarakat dunia dalam kehidupan beragama. Hal itu tidak lain karena Rasulullah SAW sendiri sudah memberikan sinyal bahwa disamping Al-Qur'an dan As-Sunnah, habaib juga merupakan kunci seorang muslim untuk terhindar dari kesesatan.
Hadhramaut juga merupakan tempat yang kondusif untuk melangsungkan kehidupan beragama. Jauhnya Hadhramaut dari kontaminasi pengaruh-pengaruh negatif dari luar menjadikan negeri ini tempat yang begitu sejuk dan damai untuk jiwa-jiwa yang kerontang, seperti oase yang selalu dicari oleh para musafir kehausan. Tak aneh jika kita bertanya kepada muslim Eropa, Amerika, Afrika, Australia dan Asia yang berada di Hadhramaut mengenai alasan mereka memilih Hadhramaut, lantas mereka menjawab “Kami ingin hati kami tenang dari hiruk pikuk dunia”.
Satu kelebihan lain yang dimiliki oleh Hadhramaut – dan juga dimiliki oleh timur tengah secara umum – adalah bahwa Hadhramaut merupakan negeri arab dan tentunya bahasa arab menjadi bahasa utama sebagai bahasa percakapan orang-orang yang ada di negeri ini. Hal ini membuka pintu lebar bagi siapa saja yang belajar di negeri ini untuk memperdalam dan menguasai bahasa arab.
Hal tersebut sangatlah penting karena bahasa arab adalah bahasa Al-Qur'an, bahasa hadits dan bahasa ilmu Islam secara umum. Maka lingkungan ‘ke-arab-an’ yang sudah tersedia secara otomatis di Hadhramaut bisa menjadi batu loncatan besar bagi para pelajar untuk memperdalam bahasa arab guna mengembangkan pemahamannya terhadap teks-teks agama Islam karena tak dapat dipungkiri bahwa bahasa arab merupakan salah satu kunci utama dalam memahami agama Islam.
Dari pembahasan dan perincian di atas, bukanlah hal yang berlebihan atau dengan istilah kekinian ‘lebay’ jika kita mengatakan atau menyimpulkan bahwa Hadhramaut adalah jantung timur tengah.
Oleh: Syaiful Arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar