Universitas ini terletak di sebuah provinsi terkenal
yaitu Hadramawt, Yaman. Universitas Al Ahgaff didirikan oleh Habib Abdullah bin Mahfudz al
Haddad pada tahun 1995 masehi. Saat ini universitas ini dipimpin oleh seorang
rektor yang bernama Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. Universitas Al Ahgaff berpusat
di kota Mukalla (Ibukota Hadramawt). Ada beberapa fakultas di Ahgaff, di
antaranya fakultas syari'ah, hukum, ekonomi, akuntansi, teknologi dan
informasi, administrasi dan sastra. Semua fakultas tersebut terletak dan
sekaligus berpusat di kota Mukalla kecuali fakultas syari'ah. Fakultas ini
berpusat di kota Tarim dan bercabang di kota Mukalla. Cabang yang di Mukalla
ini disediakan khusus untuk mahasiswa baru fakultas syari'ah di tahun pertama.
Pada tahun-tahun berikutnya mereka akan dipindahkan ke kota Tarim.
Sejak awal berdiri hingga sekarang Ahgaff memberikan
beasiswa penuh (pendidikan, makan dan tempat tinggal) kepada mahasiswa fakultas
syari'ah.
Tidak hanya mahasiswa dari Yaman yang bisa mendapatkan beasiswa ini.
Mahasiswa dari luar Yaman pun bisa menikmati beasiswa ini. Ada ratusan
mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari Ahgaff dan mereka berasal dari
beberapa negara. Jumlah mahasiswa putra Indonesia di fakultas syari'ah Ahgaff
hampir mencapai lima ratus orang dan jumlah kami (mahasiswa Indonesia) adalah
jumah mahasiswa terbanyak di fakultas syari'ah. Setelah kami juga ada uluhan
atau ratusan mahasiswa dari Somalia, Thailand, Kenya, Tanzania, Uganda,
Pakistan, Burkinafaso, dan beberapa negara lainnya.
Kalau masalah banyaknya biaya yang dikeluarkan jangan
ditanyakan lagi. Dengan mengetahui jumlah mahasiswa putra Indonesia di fakultas
syari'ah saja kita akan mengetahui bahwa sangat besar jumlah biaya yang Ahgaff
keluarkan untuk beasiswa ini. Apalagi mahasiswa-mahasiswa dari negara lain.
Belum lagi mahasiswi yang mendapatkan beasiswa. Bayangkan saja selama lima
tahun mereka diberikan beasiswa penuh, ditambah lagi gaji para pengajar dan
biaya-biaya lainnya. Tapi alhamdulillah meskipun jumlah pengeluaran universitas
ini cukup besar, Allah selalu memberi jalan sehingga universitas ini masih
berdiri tegak.
Memang benar. Ketika tujuan kita baik, maka Allah akan
membukakan jalan bagi kita. Apa lagi rektor kami (Habib Abdullah bin Muhammad
Baharun) –menurut kami- adalah seorang wali. Beliau tahu dari mana pemasukan
keuangan universitas akan datang. Suatu saat beliau pernah memberitahukan kepada
Habib Hasan al Jufri (Wakil Ahgaff di Indonesia) bahwa pemasukan keuangan
Ahgaff akan datang dari Indonesia. Dan ternyata benar. Beberapa saat setelah
kejadian tersebut Habib Hasan al Jufri ditawarkan bantuan oleh Menteri Sosial
sebesar satu milyar. MasyaAllah.
Tidak hanya mukasyafah yang beliau tampakkan.
Beliau juga sering dimintai pendapat (Istisyaroh) oleh orang-orang. Kalau
beliau dimintai pendapat tentang dua atau beberapa pilihan dan beliau memilih
salah satunya, maka orang yang meminta pendapat sebaiknya mengerjakan pilihan
beliau. Karena memang banyak kejadian-kejadian yang tak diinginkan terjadi
akibat menyalahi pilihan beliau.
Berbicara masalah karomah semacam itu di Hadramawt
adalah tempatnya. Jangan heran kalau engkau membaca sejarah Hadramawt kemudian
engkau mendapatkan banyak kisah-kisah nyata karomah para wali di negeri
ini. Dari sejak dulu Hadramawt tidak pernah terlepas dari kata-kata 'wali',
'karomah', 'habaib' dan 'sholihin'.
Sebenarnya aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan bisa
belajar di Hadramawt ini. Setelah aku keluar dari Mathlabul Ulum aku berencana
mengabdi di sana. Tapi ternyata ada tawaran beasiswa dari universitas al
Ahgaff. Setelah beberapa pertimbangan aku mengikuti tes beasiswa itu di
Darullughah Wad Dakwah, Bangil. Di tes itu aku ditanyakan banyak sekali
pertanyaan tentang bahasa Arab, Nahwu, Fiqh dan semacamnya tapi aku bingung
menjawabnya. Banyak soal yang tak terjawab. Bahkan banyak juga soal yang
terjawab tapi "jawaban anda salah" kata penguji.
Sehabis tes itu aku sudah tak percaya lagi bahwa aku bisa
tembus ke universitas Al Ahgaff. Tapi kalau Allah merencanakan sesuatu, tidak
ada yang bisa menolaknya. Beberapa minggu setelah tes itu dilaksanakan, panitia
penyelenggara tes mengirimi aku pesan (sms) bahwa aku dinyatakan lulus tes
beasiswa itu. Semua persyaratan aku selesaikan secara mendadak karena aku sudah
menvonis diriku tidak lulus tes itu. Tapi alhamdulillah semuanya beres sebelum
waktu akhir. Kamipun berangkat ke negeri Yaman.
Banyak sekali perbedaan-perbedaan yang aku rasakan antara
Indonesia dengan Yaman. Yang pertama cuaca. Cuaca ibukota Yaman (Sana'a) sangat
dingin. Musim panas cukup langka bagi penduduk ibukota sehinga mereka
mengadakan perayaan khusus menyambut musim panas. Di Hadramawt terutama Tarim
kita akan menghadapi dua musim. Musim panas dan musim dingin. Panas di Tarim bisa
mengeluarkan darah secara paksa dari hidungmu. Panas ini juga bisa meletuskan ban sepedamu. Dingin di
Tarim pun juga sangat berbeda dengan dingin di Indonesia. Dingin di sini bisa
mengempeskan ban sepedamu dan juga sangat bisa memecahkan bibirmu. Tidak hanya
bibirmu. Kulit kaki dan tanganmu akan mengalami 'nasib' yang sama. Tapi jangan
takut. Tidak semua pendatang mengalami hal tersebut. Toh kalaupun engkau
mengalaminya, engkau akan bisa beradaptasi sendiri.
Tidak hanya cuaca yang berbeda. Kebiasaan penduduk Hadramawt
juga kadang berbeda dengan kebiasaan kita di Indonesia. Sebisa mungkin kita
harus berhati-hati dalam bertingkah karena banyak hal yang menurut kita hal itu
biasa-biasa saja atau boleh-boleh saja dianggap 'aib' oleh penduduk Hadramawt.
Di kota Tarim kita juga harus menjaga adab kita karena
kota ini bukan kota biasa. Kota ini sudah ada jauh sebelum masehi. Bukan hal
itu yang membuat kota ini tidak biasa. Akan tetapi kota ini dihuni oleh banyak
Habaib (yang tidak diragukan lagi mereka keturunan Rasulullah SAW) dan para
ulama ternama seperti Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, Habib Umar bin
Hafidh, Habib Salim As Syatiri, Habib Abu Bakar Al Masyhur, Habib Ali Al Jufri,
Habib Abdullah bin Syihab dan banyak lagi ulama-ulama ternama lainnya. Di kota
ini engkau akan berjumpa dengan berbagai habaib dari berbagai macam suku. Ada
habib yang bisa engkau ketahui tanda-tandanya, dan juga banyak orang yang
menurut kita orang biasa atau bukan habib tapi setelah kita bertanya maka kita akan tahu bahwa orang itu adalah habib.
Alhamdulillah yang telah mentakdirkan aku untuk belajar
di universitas Al Ahgaff yang terletak di kota penuh barokah ini. Semoga Al
Ahgaff terus berdiri hingga akhir zaman. Amien..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar