Bangsa
Indonesia sebagai salah satu bangsa melayu yang hidup di daerah timur secara global tak jauh berbeda dengan
bangsa-bangsa melayu lainnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia
memiliki karakteristik tersendiri yang tak dimiliki oleh bangsa-bangsa melayu
lainnya.
Salah
satu ciri khas dan karakteristik tersebut adalah moral yang tinggi. Bangsa
Indonesia mulai dari masa kerajaan (pasca kemerdekaan) sudah dikenal sebagai
bangsa yang sangat menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Bangsa ini juga dikenal sebagai bangsa yang sangat menjaga moral dan akhlak.
Hal yang
perlu dicatat adalah bahwa keadaan demikian itu sudah bermula sebelum agama
Islam – sebagai agama yang menjunjung tinggi akhlak dan moral – melebarkan
sayapnya ke negeri Indonesia. Memang banyak teori mengenai waktu masuknya Islam
ke nusantara. Namun semua teori tersebut tak dapat menyangkal bahwa
karakteristik yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut memang
benar-benar ada sebelum masuknya Islam ke tanah air.
Hal
tersebut memang sangat patut untuk dijadikan kebanggaan tersendiri oleh bangsa
Indonesia. Tapi
fakta mengungkap bahwa bangsa Indonesia kini tak lagi ‘berhak’
membanggakan diri dengan karakteristik yang sudah usang tersebut. Moral bangsa
terutama genarasi penerus estafet pembangunan bangsa Indonesia sangat tak layak
untuk dibanggakan.
Hal
tersebut karena moral anak bangsa kini mengalami dekadensi yang sangat parah
dan menakutkan. Hampir segala dimensi dan aspek moral anak bangsa mengalami kemunduran
serius yang harus ditanggulangi secara cepat dan menemukan solusi kongkrit agar
autoritarial bangsa ini tidak hilang terbawa zaman yang semakin hari semakin membawa
efek negatif yang tak terkendalikan.
Lantas
apakah moral anak bangsa kita telah terkontaminsi terlalu parah hingga tak
mungkin lagi untuk diselamatkan? Apa yang harus kita lakukan demi fortifikasi
moral bangsa Indonesia ini? Bagaimana cara merekonstruksi kembali kejayaan
moral bangsa Indonesia?
POTRET BURAM MORAL ANAK BANGSA
Moral
yang tinggi yang semenjak dulu dimiliki bangsa Indonesia adalah sesuatu yang
benar-benar pernah dibanggakan oleh bangsa ini. Hal tersebut hampir menjadi slogan
tersendiri yang tak bisa terlepas dari bangsa Indonesia. Tingginya level akhlak
yang berlaku di dalam tubuh bangsa Indonesia seakan-akan adalah hal mendasar
yang diketahui oleh bangsa-bangsa lain.
Hal
tersebut juga bisa dijadikan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa muslim
terbesar di dunia. Dengan nilai akhlak yang sangat tinggi bangsa Indonesia bisa
mendeklarasikan bahwa mereka memang benar-benar mengimplementasikan tujuan
pengutusan Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak yang baik sebagaimana
tertuang dalam hadits nabi.
Tapi
keadaan tersebut hanyalah sejarah yang bisa dibaca saja dan sulit dideteksi di
dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri dewasa ini. Moral bangsa ini terutama
moral anak bangsa mengalami kemunduran yang benar-benar memprihatinkan dan sama
sekali tidak menggambarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa muslim perbesar
di dunia. Hal tersebut bisa dilacak dari berbagai dimensi kehidupan anak bangsa
Indonesia.
Akhir-akhir
ini kriminalitas yang terjadi di masyarakat kita semakin marak. Salah satu
bukti kuat yang mengamini fakta tersebut adalah berita-berita kriminal yang
disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi negeri ini. Ada beberapa stasiun televisi
nasional yang mengemas berita-berita kriminal khusus dalam satu program. Lebih
jauh lagi, berita kriminal tersebut ditayangkan hampir setiap hari. Di samping
itu, banyak acara berita yang sebenarnya bukan acara khusus kriminal namun
berita yang disuguhkan adalah berita kriminal. Hal tersebut sangat cukup untuk
dijadikan dasar bahwa dari segi kriminalitas bangsa Indonesia mengalami
dekadensi hebat.
Pada
tahun 2007 Komisi Nasional (KOMNAS) Perlindungan Anak melakukan survey terhadap
4500 remaja di 12 kota besar berkaitan dengan seksualitas. Hasil yang sangat
mengerikan. 97% dari mereka mengaku pernah melihat film porno. 93,7% mengaku
pernah ciuman, oral seks dan petting. Sedangkan mereka yang sudah tidk perawan
atau sudah tidak perjaka lagi mencapai 62,7%. Angka yang cukup tinggi juga
ditunjukkan oleh pemudi yang pernah melakukan aborsi, 21,2%.
Fakta-fakta
demikian sebenarnya sangat cukup untuk membuktikan sejauh mana dekadensi dan
kemunduran moral yang dialami oleh generasi Indonesia. Namun sulit sekali untuk
kita mengelak bahwa di samping fakta-fakta tersebut banyak fakta-fakta lain
yang patut untuk disayangkan dan diprihatinkan oleh figur-figur bangsa. Dekadensi
yang dialami bangsa kita tak hanya terbatas pada sektor kriminalitas dan
seksualitas, namun juga merambat ke berbagai aspek kehidupan bangsa.
Hal yang
perlu kita perhatikan adalah bahwa generasi bangsa Indonesia benar-benar
mengalami krisis moral multidimensi yang sangat serius.
ANALISA FAKTOR DEKADENSI MORAL ANAK
BANGSA
Jika kita
melihat kepada masa lalu ketika moral bangsa kita masih bisa diandalkan, kita
bisa menganalisa bahwa semua itu karena faktor yang mengitari bangsa Indonesia
sangat mendukung. Nilai-nilai agama yang masih sangat dijaga dan disakralkan,
jauhnya bangsa Indonesia dari arus globalisasi, dan faktor-faktor lain sangat mendukung
tingginya nilai moral bangsa kita.
Namun
melihat berkembangnya pola pikir masyarakat kita dan berjalannya roda sejarah, kita
dapat menganalisa beberapa faktor yang menjadi batu loncatan untuk dekadensi
moral anak bangsa yang tengah kita hadapi.
Salah
satu faktor kuat yang mendukung kemunduran moral generasi bangsa Indonesia
adalah pudarnya implementasi nilai-nilai religius di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini sangat berpengaruh bagi tingkah laku generasi bangsa kita karena ketika
koridor-koridor agama mulai diabaikan, maka pergerakan misi penghancuran moral
anak bangsa bisa dengan sangat mudah dilancarkan. Oleh karena itu, kurangnya penanaman
nilai-nilai religius di tubuh bangsa Indonesia akhir-akhir ini bisa dikatakan
sebagai faktor terkuat yang mendukung terjadinya dekadensi moral.
Faktor
lain yang juga melapangkan jalan dekadensi moral anak bangsa adalah efek
negatif yang dibawa oleh teknologi. Dipandang dari sisi positif, perkembangan
teknologi yang dihadapi bangsa Indonesia membawa manfaat yang sangat besar.
Tapi sisi negatif yang mau tidak mau juga harus dirasakan oleh bangsa ini,
memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam kemerosotan akhlak yang dihadapi
oleh anak bangsa.
Arus
globalisasi yang telah menjamah bangsa Indonesia juga menjadi faktor serius. Percampuran
kebudayaan yang sangat cepat dan pesat selain membawa hawa positif juga membawa
efek negatif. Banyak sekali hal buruk yang menjangkit bangsa Indonesia sehingga
nilai-nilai dan norma-norma masyarakat yang berlaku mulai menurun. Salah satu
bentuk pengaruh arus globalisasi tersebut adalah menurunnya – atau bahkan
hilangnya – rasa percaya diri pada generasi bangsa untuk membanggakan diri dan
menerapkan dengan budaya sendiri yang jauh lebih sejalan dengan tuntutan agama
dibandingkan dengan budaya-budaya lain seperti budaya barat dan lainnya.
Sejarah
bangsa kita membuktikan bahwa juga ada pengaruh asing yang membuka jalan dan menambah
lebar area dekadensi moral generasi kita. Bangsa kolonial selain menjajah fisik
bangsa Indonesia juga memiliki pengaruh besar dalam melunturkan nilai-nilai
moral yang sudah tertanam pada bangsa Indonesia. Banyak hal yang sebenarnya
tidak kompetibel bagi bangsa Indonesia namun mereka paksa generasi kita untuk
‘mencerna’ segala sesuatu yang mereka inginkan.
Hal lain
yang juga sangat berpengaruh dalam rumitnya dekadensi moral yang dihadapi
generasi bangsa Indonesia adalah kurangnya pengawasan dari orang tua,
figur-figur masyarakat, tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan. Sebenarnya
kalau saja mereka melakukan proteksi terhadap generasi bangsa Indonesia, sangat
sulit sekali terjadi kemerosotan akhlak seperti yang kita hadapi saat ini.
Namun kurangnya fortifikasi yang mereka sumbangkan bagi anak bangsa
mengakibatkan mudah dan mulusnya perkembangan dekadensi moral generasi bangsa
Indonesia.
BERGANDENGAN TANGAN MEREKONSTRUKSI MORAL
GENERASI BANGSA
Melihat komplitnya
problematika yang tengah dihadapi bangsa Indonesia di bidang moral dan
beragamnya faktor-faktor yang mendukung terjadinya dekadensi akhlak, sangat
perlu sekali semua lapisan masyarakat dan semua strata sosial yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia melakukan proteksi besar-besaran dan fortifikasi serius
terhadap moral anak bangsa.
Lapisan
masyarakat yang paling pertama dituntut
untuk melakukan koreksi dan evaluasi terhadap moral adalah para pemuda,
generasi bangsa Indonesia. Akan sangat sulit sekali jika misi proteksi moral
bangsa hanya ditumpukan kepada figur-figur bangsa. Yang lebih diharapkan
sebenarnya adalah para pemuda. Mereka sangat diharapkan untuk kembali
menghidupkan citra Indonesia – lebih-lebih citra Islam – dalam implementasi
moral yang mulai memudar. Kepercayaan diri terhadap budaya sendiri yang lebih
kompetibel dengan sistem bangsa Indonesia harus kembali dihidupkan.
Figur-figur
bangsa dan aparat pemerintahan juga tak kalah urgennya dalam rangka
mengembalikan nilai moral anak bangsa. Generasi bangsa Indonesia tentunya sama
dengan generasi bangsa lain yang juga memerlukan bimbingan dan arahan kontinyu.
Tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan diharapkan bisa mencanangkan
beberapa agenda seperti penyuluhan dan bimbingan terhadap generasi bangsa yang
sudah terjangkit dekadensi moral. Mereka juga diharapkan bisa
mengoptimalisasikan sarana dan prasarana yang ada dalam rangka proteksi
generasi bangsa yang belum terkontaminasi oleh dekadensi moral.
Hal lain
yang menjadi tuntutan bagi aparat pemerintahan dan figur bangsa adalah mengoptimalkan
media-media massa yang berkembang di masyarakat Indonesia. Salah satu contoh
kongkritnya adalah televisi. Tak dapat dipungkiri bahwa televisi memiliki
pengaruh besar dalam menentukan arah moral generasi bangsa Indonesia. Banyak
kejadian kriminal yang bermotifkan tayangan televisi. Oleh karena itu instansi
pemerintahan harus bisa dan berani menghandel stasiun-stasiun televisi di tanah
air ini. Banyak media-media massa lainnya yang juga harus dioptimalisasikan
seperti media internet, media cetak, radio dan semacamnya.
Orang tua
sebagai orang yang berinteraksi langsung dengan generasi bangsa juga memiliki
peran penting dan fital dalam rangka mencapai misi rekonstruksi moral generasi
bangsa. Bimbingan dan pengawasan yang berkesinambungan sangat dituntut dan
diharapkan agar moral anak bangsa benar-benar terproteksi secara menyeluruh.
Secara
global, semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia harus segera bertindak
dan bergerak melaksanakan misi mengembalikan nilai moral anak bangsa. Perjalanan
zaman dan tantangan-tentangan yang semakin besar tak bisa dibiarkan menyebarkan
efek-efek negatif ke dalam tubuh bangsa Indonesia. Jika semua lapisan dan
strata sosial bangsa Indonesia sudah bergerak secara maksimal, maka akan
terciptalah generasi bangsa Indonesia yang benar-benar bermoral.
Stainless Easy flux 125 amp welder
BalasHapusStainless Easy flux 125 amp welder nano titanium flat iron Stainless Easy flux pure titanium earrings 125 amp welder Stainless mens titanium wedding rings Easy oakley titanium sunglasses flux ffxiv titanium nugget 5x Stainless 4d stainless table. Our new Stainless Easy fuse is made in brass making.